Kamis, 13 Desember 2018

Apakah sih Peran ekonomi makro Islam terhadap inflansi?


KARYA
Nama   : Taufiqur Rochman
Nim     : 17081194048
Kelas   : ekonomi Islam 2017 B


FAKTOR-FAKTOR INFLASI DAN PENANGGULANGANNYA DALAM PANDANGAN EKONOMI MAKRO ISLAM
a.       Pengertian inflasi dalam makro Islam

Menurut Adiwarman Karim, inflasi merupakan kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Kenaikan harga terjadi berkelanjutan bukan hanya terjadi sekali dan tidak berpengaaruh ke depannya, seperti naiknya barang atau jasa pada hari besar itu bukan merupakan inflasi dan tidak perlu adanya kebijakan pemerintah. Maka secara singkat Inflasi dapat diartikan kenaikan suatu harga barang atau jasa secara umum dan terus menerus serta mengakibatkan harga barang lain naik.Inflasi merupakan penyakit atau masalah ekonomi yang perlu adanya pengaturan tingkat harga tertentu pada komoditas agar tidak terjadi resesi ekonomi.
b.      Faktor terjadinya inflasi dalam ekonomi makro Islam

1.      Natural Inflation
Inflasi yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia.Ibn Al-Marizi mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya Penawaran Agregatif (AS) atau naiknya Permintaan Agregatif (AD).Natural inflation berdasarkan penyebabnya dapat terjadi ketika:
·         Terjadi bencana alam, paceklik, perang, ataupun embargo dan boikot.
Ketika terjadi bencana alam semisal banjir dipedesaan yang mengakibatkan rusaknya lahan persahan dan berakibat gagalnya panen.Sehingga barang yang seharusnya dihasilkan dari panen tidak ada dan mengakibatkan kelangkaan barang, sehingga terjadi terjadi kenaikan permintaan agregat sedangkan penawaran agregat yang ditawarkan turun.Dan akhirnya terjadi kenaikan harga barang atau komoditas dan jasa, dan terjadilah inflasi.
·         Ekspor naik dan impor turun.
Ketika ekspor lebih tinggi daripada impor uang yang masuk kedalam negeri akan semakin besar, sehingga uang di dalam negeri banyak  dan pendapatannya juga meningkat serta daya beli masyarakaat naik namun penawaran agregat (AS) turun dikarenakan tingkat impor turun, mengakibatkan terjadinya kenaikan permintaan agregat (AD). Sehingga tingkat harga barang atau jasa akan naik Dan terjadilah inflasi.
2.      Human Error Inflation
Inflasi yang terjadi di karenakan oleh perilaku manusia yang merusak harga pada mekanisme pasar.Human error inflation berdasarkan penyebabnya dapat terjadi ketika :
·         KKN dan administrasi yang buruk

            Para Produsen mendapat biaya tambahan ketika para pejabat melakukan korupsi dan administrasi yang buruk, misal untuk mengurus surat ijin birokrasi menarik biaya dan berbelit-belit dalam prosedurnya dengan melibatkan beberapa instansi, sehingga para produsen menambah biaya produksi hanya untuk mengurus surat ijin, alhasil para produsen akan menaikkan harga untuk menutupi biaya produksi yang dikeluarkan. hal tersebut mengakibatkan naiknya tingkat harga suatu barang dan terjaadi inflasi.Sehingga pemerintah perlu menghilangkan sistem KKN dan mereformasi birokrasi untuk menghindari terjadinya inflasi.
·         Pajak yang berlebihan (excessie tax)

            Dalam penetapan pajak yang terlalu akan mengakibatkan perusahaan menambah biaya produksi berupa pajak sehingga para produsen akan menaikkan harga barang produksinya, untuk menutupi pajak yang berlebihan yang diberikan oleh pemerintah, harga mengalami kenaikan sehingga terjadi inflasi.
·         Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang berlebihan (excessive seignorage)

            Menurut al-Maqrizi seperti yang dikutip Adiwarman Azwar Karim, percetakan uang yang berlebihan akan mengakibatkan naiknya tingkat harga (P↑), menurunnya nilai mata uang secara drastis, akibatnya uang tidak lagi bernilai. Jadi ketika pemerintah mencetak uang dengan berlebihan maka uang akan terlalu banyak beredar dimasyarakat, mengakibatkan turunnya nilai mata uang. Maka harga barang secara otomatis akan  mengalami kenaikan dan mendorong terjadinya inflasi.

c.       Penanggulangan Inflasi dalam ekonomi makro Islam

Dalam penanggulangan inflasi dapat dilakukan dengan kebijak-kebijakan pemerintah dalam mengatur dan mengolah inflasi agar tidak  terjadi inflasi yang terlalu tinggi dan mengakibatkan masalah suatu negara.Diantara kebijakan yang digunakan pemerintah adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.Dalam konsepsi Islam, orientasi ekonomi haruslah memperjuangkan nasib rakyat kecil serta kesejahteraan rakyat banyak, yang dalam teori ushul fiqh dinamakan al maslahah al amah.Adapun kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan inflasi, sebagai berikut:
        i.            Kebijakan Fiskal dalam Islam
Kebijaksanaan  pemerintah dalam penerimaan dan pengeluaran anggaran yang membuat anggaran itu seimbang, defisit, atau surplus.Menurut saya kebijakan fiskal yang dilakukan pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin bisa diterapkan di Indonesia, di antaranya :
v  Kebijakan pemasukan dari kaum Muslimin, yaitu:

·         Zakat,
Ditetapkan sebagaisumberpendapatan utama pada periode islam klasik.Di Indonesia sudah ada lembaga yang mengurus zakat dan penyaluran, namun pemerintah belum memanfaatkan zakat untuk pendapatannya, padaal semisal zakat di koordinasi oleh pemerintah , akan menambah pendapatan pemerintah serta pemerintah juga tidak hanya mengandalkan pendapatan utama dari pajak saja.
·         Ushr,
bea impor yang di tarik pada satu tahun sekali dengan ketentuan barang yang nilainya diatas 200 dirham.Di Indonesia masih menerapkan pajak impor mulai dari biaya masuk sampai pajak pendapatan dari barang impor. Sistema impor yang dilakukan Rosulullah bisa diterapkan di Indonesia yaitu dengan menarik bea impor dalam satu tahun sekali dengan ketentuan tertentu, sehingga pengimpor tidak keberatan atas pajak yang diberikan sehingga perekonomian dapat lancer dan harga barang impor bisa terjangkau, tidak terlalu mahal.
·         Wakaf,
Harta yang hanya bisa diambil manfaatnya saja, untuk kemaslahatan bersama.Wakaf di Indonesia sudah mulai dimanfaatkan sebagai kebijakan pemrintah, diantaranya wakaf asuransi syariah.


v  Kebijakan Moneter Islam
Novirin mendefinisikan kebijaksanaan moneter adalah Tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat, jadi dapat diartikan Kebijakan yang dilakukan dalam pengaturan mata uang yang beredar di masyarakat bertujuan untuk mengontrol inflasi di suatu negara, Diantaranya sebagai berikut:
·         Reserve Ratio

suatu cadangan wajib dalam presentase tertentu dari simpanan bank yang harus dipegang oleh bank sentral. Cadangan simpanan dapat berubah-ubah menyesuaikan keadaan ekonomi atau peredaran uang di masyarakat. Misal, Ketika peredaran uang di masyarakat lebih banyak dan pemerintah membutuhkan uang untuk pembangunan infrastruktur maka bank sentral akan menaikkan cadangan simpanan bank yang dipegang oleh bank sentral, begitu juga sebaliknya ketika peredaran uang lebih sedikit maka bank sentral akan menurunkan presentase cadangan simpanan. Sehingga pemerintah dengan ini mampu mengontrol peredaran uang sesuai dengan yang diinginkan.
·         Moral Suassion.

            Suatu dorongan dari pemerintah kepada bank untuk mengatur pemberian kredit kepada nasabah.Bank sentral dapat menganjurkan bank-bank untuk meningkatkan permintaan kredit sebagai tanggung jawab mereka ketika ekonomi berada dalam keadaan depresi, namun ketika terjadi inflasi pemerintah mendorong bank untuk lebih memperketat pemberian kredit.

·         Lending Ratio

            Dalam ekonomi islam hal ini lebih dikenal dengan Qardhul Hasan (pinjaman kebaikan). Dalam hal ini bank memberikan pinjaman tanpa timbal balik, dengan mengalokasikan dana kepada usaha-usaha kecil masyarakat agar lebih produktif, bisa merupakan sebuah csr bank  terhadap masyarakat atau dalam islam bisa disebut shodaqoh. Motif dasar dari hal ini bukan mencari keuntungan melainkan mencari kebaikan.
·         Refinance Ratio

Sejumlah proporsi dari pinjaman bebas bunga. Ketika refinance ratio meningkat, pembiayaan yang diberikan meningkat, dan ketika refinance ratio turun, bank komersial harus hati-hati karena mereka tidak di dorong untuk memberikan pinjaman.
·         Profit and loss Sharing Ratio

Ratio bagi keuntungan (profit sharing ratio) harus ditentukan sebelum memulai suatu bisnis. Bank sentral dapat menggunakan profit sharing ratio sebagai instrumen moneter, dimana ketika bank sentral ingin meningkatkan jumlah uang beredar, maka ratio keuntungan untuk nasabah akan ditingkatkan. Dengan bank membuka pelayanan akad mudharabah untuk meningkatkan daya tarik masyarakat untuk membuka usaha yang produktif dan dana pemodalan dari bank, masyarakat yang melakukan usaha dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakat antara bank dan masyarakat pembuka usaha.

·         Islamic Sukuk.

Obligasi syariah pemerintah, di mana ketika terjadi inflasi, pemerintah akan mengeluarkan sukuk lebih banyak sehingga uang akan mengalir ke bank sentral dan jumlah uang beredar akan tereduksi. Kebalikannya pemerintah akan membeli sukuk ketika uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak. Jadi sukuk memiliki kapasitas untuk menaikkan atau menurunkan jumlah uang beredar.


Daftar Pustaka
Karim, Adiwarman A., 2001. EkonomiMakro Islam, Jakarta: GemaInsani
Sukirno, Sadono, 2013, MakroEkonomiTeoriPengantar, Edisi 3. Jakarta:

Mannan, Muhammad Abdul, 1993.Teori Dan PraktikEkonomi Islam,












0 komentar:

Posting Komentar